Pengertian Pajak Pertambahan Nilai dan Cara Menghitungnya

 

Image :  accuratebusinesscenter.com


PPN adalah jenis pajak konsumsi yang paling umum dan saat ini digunakan di lebih dari 160 negara, termasuk Indonesia. Untuk produk atau layanan, PPN dikumpulkan berdasarkan nilai produk saat bergerak melalui produksi. Jenis pajak ini dimulai dengan pembelian awal bahan mentah dan diakhiri dengan penjualan reseller terakhir. Berikut adalah pengertian dari PPN dan cara menghitungnya.

Apakah PPN Itu?

PPN adalah "Nilai tambah" yang dapat didefinisikan sebagai pertumbuhan bisnis produk atau layanan untuk meningkatkan nilai atau harga produk. Di negara-negara yang memberlakukan PPN, setiap supplier, produsen, distributor, reseller dan konsumen semua membayar PPN atas barang atau layanan yang mereka beli.

PPN dikumpulkan oleh penjual dan dibayar kepada pemerintah dalam bentuk kredit. Berdasarkan metode kredit, PPN dinilai berdasarkan barang atau jasa yang ditawarkan di setiap tahap rantai pasokan. Bisnis membayar PPN atas pembelian mereka dan mengumpulkan PPN atas penjualan mereka.

Secara teori, PPN yang dibebankan dan dibayar oleh bisnis yang sama harus seimbang. Mengapa? Sebab harga pembelian akhir mencakup semua pajak yang dibebankan pada berbagai tahapan rantai pasokan, pelanggan akhir pada akhirnya menanggung beban pembayaran PPN.

Sistem kredit mengharuskan setiap bisnis untuk melacak faktur penjualan yang menunjukkan bahwa PPN dikumpulkan dan dibayarkan. Pada akhir periode akuntansi, bisnis menambahkan setiap faktur dan mengirimkannya ke pemerintah.

Jika PPN yang dikumpulkan melebihi PPN yang dibayarkan, bisnis akan membayar selisihnya kepada pemerintah. Alternatifnya, jika PPN yang dibayarkan melebihi PPN yang dikumpulkan, bisnis berhak atas pengembalian dana selisihnya.

Cara Menghitung PPN

Bagaimana sih cara untuk menghitung PPN itu sendiri? Adapun cara untuk menghitung PPN adalah 10% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP). Misalkan suatu negara memiliki tarif PPN 10%. PPN dapat diterapkan ke berbagai tahap rantai pasokan suatu produk sebagai berikut :

1. Produsen tepung membeli gandum dari petani seharga 8000, ditambah PPN 800 dengan total 8800. Produsen tepung membayar petani 8800, dan petani akan mengirimkan 800 kepada pemerintah dalam bentuk pajak pada akhir periode akuntansi.

10% x 8000 = 800

2. Sebuah toko roti membeli tepung dari pabriknya seharga 10.000, ditambah PPN 1.000 dengan harga total 11.000. Toko roti membayar 11.000 kepada produsen tepung. Meskipun PPN sebesar 1000, produsen tepung hanya menyetor 2000 kepada pemerintah, yang merupakan total PPN pada tahap ini (dikurangi PPN sebelumnya yang dikenakan oleh petani).

[10% x 10.000] - [10% x 8.000] = 2000

3. Toko roti menjual selusin kue ke supermarket seharga 15.000, ditambah PPN 1500 (total 16.500). Meskipun PPN adalah 1500, toko roti hanya menyetor 500 kepada pemerintah, yang merupakan total PPN pada tahap ini (dikurangi PPN 1000 sebelumnya yang dibebankan oleh produsen tepung).

[10% x 15.000] - [10% x 10.000] = 500

Bagaimana? Apakah Anda sudah memahami apa itu PPN dan cara menghitungnya? Jangan sampai transaksi keuangan Anda salah karena adanya PPN. Gunakan aplikasi “BukuKas” untuk memudahkan Anda mengelola segala transaksi keuangan bisnis Anda. 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed with by Way2themes | Distributed by Blogspot Themes